Saya, Kita, Mereka dan Sumpah Pemuda



Saya, Kita, Mereka dan Sumpah Pemuda 

Oleh Muhammad Fauzan

Pondasi persatuan

Hari ini tepat pada tanggal 28 Oktober, kita kembali mengingat sebuah momentum yang sangat berarti untuk awal perjuangan bangsa indonesia. Yah, tepat 92 tahun yang lalu, 28 Oktober 1928, mereka para pemuda terdahulu kita mengadakan suatu pertemuan  dalam satu momentum untuk mengucapkan sebuah ikrar perjuangan pemuda-pemudi untuk bersatu padu dalam satu frekuensi dan juga sebagai simbol persatuan sebuah bangsa untuk melawan para penjajah dalam upaya mewujudkan kemerdekaan bagi Indonesia yang sampai pada hari ini kita masih peringati sebagai hari sumpah pemuda.  

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia”
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia”
“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia"

Itulah sebuah sumpah yang akan selalu menjadi pondasi persatuan bagi bangsa Indonesia. Sebuah sumpah yang berlaku untuk seluruh pemuda, putra dan putri indonesia. Perbedaan saya, kita, dan mereka disatukan  dalam sumpah pemuda. 

Pemuda yang tidak bisa melihat

Mereka para pemuda-pemudi terdahulu kita mungkin sudah tidak lagi bisa melihat hasil dari pemikiran dan perjuangan sumpah pemuda yang telah mereka bentuk sebagai pondasi persatuan bangsa kita pada hari ini secara langsung, Namum mereka akan selalu dikenang sebagai para pemuda yang mempunyai nilai perjuangan untuk bangsanya sampai kapanpun.

Sebagai bentuk refleksi yang mendalam, tentunya "Sumpah Pemuda" seharusnya tidak hanya sebatas sebuah peringatan tahunan saja. Jauh lebih dari  itu, sumpah pemuda harus dipahami dan disadari sebagai pondasi perjuangan dan persatuan sehingga menjadi sebuah semangat bagi generasi muda saat ini untuk berjuang bersama membangun dan mempertahankan bangsa ini dari segala bentuk pejajahan yang mungkin bisa saja terjadi dari luar atapun dari dalam negeri kita sendiri. 

Berusaha untuk memahami perjuangan

Saya, kita, dan mereka yang ada diluar sana sebagai pemuda bangsa ini, akan selalu berusaha untuk memahami perjuangan-perjuangan para pemuda terdahulu untuk bisa saya jadikan sebagai nilai moral, etika, intelektual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga kebenaran-kebenaran bagi bangsa ini dapat selalu berdiri tegak selayaknya tekad pemuda bangsa kita pada awal perjuangan bangsa ini.

Kita sebagai pemuda saat ini harus bangkit dan terus membangun kualitas diri kita. Tidak ada lagi kata untuk kita bersantai dan bersifat apatis melihat kondisi bangsa ini, lihatlah pemuda-pemudi kita dulu , mereka berjibaku mendayagunakan segala potensinya untuk sebuah perjuangan yang hasilnya kita nikmati sekarang, yaitu sebuah kemerdekaan yang nyata.

Kondisi mereka dalam mempersatukan bangsa ini pada masa penjajahan mungkin sangat banyak menguras tenaga, fisik, sampai pada nyawa mereka. Karena penjajah yang mereka lawan pada masa itu langsung berhadapan secara fisik dan bersenjata.  Saya dan kalian tidak lagi harus berperang secara fisik untuk menjaga persatuan bangsa ini, cukuplah dengan membebaskan keterjajahan pemikiran kita saat ini dan selalu melaksankan sumpah kita sebagai pemuda indonesia.  

Pemuda adalah harapan bangsa

Pemuda adalah harapan bangsa ini, mereka sebagai generasi yang nantinya akan menempati semua sektor dalam bangsa ini, baik sebagai guru bangsa, tokoh politik, aparat negara, pengusaha, sampai pada sektor masyarakat kecil nantinya. Begitu pentingnya kita sebagai pemuda memahami sumpah kita agar nantinya dimanapun kita berdiri, akan selalu ada nilai-nilai persatuan dan semangat nasionalisme yang kita jaga. 

Sebuah pesan yang bisa kita jadikan pondasi kita bersama, saya kutip dari seorang tokoh bangsa atau pemuda yang juga ikut serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indenesia, Bapak Republik, Tan Malaka.

“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda.”

Dari kutipan singkat itu, disebutkan jelas bahwa saya, kita, dan mereka sebagai pemuda mempunyai satu kemewahan yang juga harus kita jaga yaitu Idealisme. Disamping sumpah pemuda yang kita jadikan sebagai simbol persatuan kita, kita juga harus mempunyai idealisme untuk selalu mempertahankan apa yang menjadi tanggung jawab dan kebenaran bagi kita sebagai pemuda yang merdeka.

Dalam momentum yang penuh historis ini, saya mengajak kita semua melakukan hal-hal positif yang dapat memotiavsi semangat persatuan pemuda di negeri ini layaknya para pemuda yang saling merangkul untuk mengucapkan sumpah pemuda tepat 92 tahun yang lalu. 

Selamat Hari Sumpah Pemuda,

Salam merdeka,
Muhammad Fauzan,
On Blogger since, 2020

Toto Parenrengi Muhammad Fauzan
Manusia Merdeka